Rabu, 10 April 2024

Genosida Kucing di Australia

Australia sedang melakukan perburuan dan pembunuhan massal pada kucing-kucing liar yang dianggap telah sangat meresahkan. Selain jumlahnya yang luar biasa besar, kucing-kucing itu telah mengacaukan habitat. Upaya pembunuhan tergolong sadis, dari penembakan sampai peracunan.

Para penyayang binatang pun protes. Mereka mengusulkan agar perburuan/pembunuhan yang dilakukan lebih berperikucingan, salah satunya dengan cara sterilisasi. Dengan cara itu, menurut mereka, kucing-kucing tak bisa lagi bereproduksi hingga jumlahnya turun, dan masalah pun selesai.

Sterilisasi terhadap kucing yang kini meresahkan Australia memang terdengar seperti solusi yang baik, tapi juga mengandung masalah laten. Ketika kucing disterilkan, mereka memang tidak bisa lagi bereproduksi, tapi usianya akan lebih panjang. Hal ini berlaku pada semua makhluk.

Para ilmuwan telah mengetahui, bahwa cara pasti untuk panjang umur adalah sterilisasi (menghilangkan kemungkinan bereproduksi). Saat makhluk hidup disterilisasi, angka harapan hidupnya naik secara drastis! Hal ini tidak hanya berlaku pada hewan, tapi juga pada manusia.

Para kasim (pembantu di istana zaman Tiongkok kuno) menjalani sterilisasi untuk bisa bekerja di istana. Mereka memang tak bisa lagi bereproduksi, tapi usianya meningkat drastis hingga bisa mencapai 100 tahun—hampir dua kali lipat dari usia rata-rata manusia di zaman itu.

Di sisi lain, cara pasti cepat tua (dengan kata lain; cepat mati) adalah dengan punya anak. Ini sangat mudah dibuktikan. Kalau kau lajang (atau sudah menikah tapi tidak/belum punya anak) dan kau punya teman sebaya yang sudah punya anak, temanmu pasti tampak lebih tua darimu.

Bahkan, setiap kali seorang wanita melahirkan anak, usia biologisnya akan bertambah 9 tahun. (Usia biologis itu usia yang terkait kondisi tubuh, bukan usia yang didasarkan kalender). Karenanya, wanita yang punya lebih dari satu anak biasanya sangat cepat bertambah tua.

Apa yang bisa disimpulkan dari fakta-fakta ini? Bagiku sederhana; begitulah cara evolusi menjebak kita!

Yang diinginkan evolusi hanya satu: Kau kawin agar bisa beranak pinak! Setelah itu terjadi, evolusi tidak membutuhkanmu lagi, karena itulah kau segera menua, dan lalu mati.

Kenyataan ini terjadi pada semua makhluk hidup, termasuk pada kucing-kucing liar yang kini sedang menghadapi genosida di Australia. Bedanya, kucing-kucing itu—dan hewan-hewan lain, tentu saja—tidak menyadari apa yang terjadi pada mereka, karena memang tidak punya akal pikiran.

Akal budi dan pikiran, itulah yang membedakan manusia dengan binatang, yang memampukan manusia untuk pede menempatkan diri sebagai "pemimpin di muka bumi", khalifah fil ardh—oh, well.

Dan "pemimpin di muka bumi" ini, sayangnya, ternyata sama-sama tolol dan tunduk pada evolusi.

Kawin dan beranak-pinak adalah tuntutan evolusi. Dan manusia, makhluk yang berakal ini—sang "pemimpin di muka bumi"—justru mengarang-ngarang dalih dan doktrinasi yang mengglorifikasi kawin dan beranak-pinak... sambil gembar-gembor menentang teori evolusi. 

Oh, well, pecah ndase.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 4 Mei 2019.

 
;